Sabtu, 26 November 2011

Penemuan Sistem Tata Surya Baru


Washington (ANTARA News/Reuters) - Para astronom berhasil melacak sebuah sistem tata surya aneh dengan planet-planet kecil yang berdekatan dengan orbit "matahari" mereka.

Sebuah teleskop ruang angkasa yang tengah mengorbit, membantu para ilmuwan untuk menunjukkan lebih dari 1.200 eksoplanet (planet di luar sistem tata surya kita), demikian pernyataan NASA, Kamis WIB.

Penemuan sistem tata surya lain yang dipublikasikan dalam jurnal "Nature" ini, telah mempesona para astronom untuk sementara waktu dan melukiskan betapa banyaknya ragam kemungkinan dalam alam semesta ini.

Tim dari NASA dan sejumlah akademisi dari banyak universitas menyebut sistem tata surya yang baru dikenal ini dengan Kepler-11, merujuk titik di mana teleskop ruang angkasa Kepler menemukan sistem tata surya tersebut.

"Salah satu hal yang paling mengejutkan dari sistem Kepler-11 adalah beta[a dekatnya orbit dari satu planet ke planet lainnya," tulis para ilmuwan di jurnal itu.

Bintang dari tata surya lain ini serupa dengan bintang yang dimiliki Bumi (Matahari). Namun lima dari planet-planet yang mengorbitnya berjejer sebanding dengan jarak antara Merkurius ke Venus dalam sistem tata surya kita.

Planet-planet ini lebih besar dibandingkan planet-planet terdekat dalam sistem tata surya kita, yaitu Bumi, Venus, Mars, dan Merkurius, demikian para ilmuwan.

Namun demikian, planet-planet itu adalah bagian dari eksoplanet paling kecil yang terlihat.

"Mereka terletak lebih berdekatan dibandingkan sistem planet yang dikenal, termasuk sistem tata surya kita," kata Jack Lissauer, ilmuwan pada Pusat Riset Ames, California, milik NASA.

"Itu jelas bahwa planet-planet tersebut tidak serupa dengan Bumi dalam bentuk apapun," kata Jonathan Fortney dari Universitas California, Santa Cruz.

Melalui briefing telepon, dia menambahkan, "Planet-planet bermassa rendah dalam sistem Kepler-11 terlihat lebih sebagai Neptunus kecil ketimbang Bumi raksasa."

Neptunus, Jupiter, Saturnus dan Uranus adalah planet-planet raksasa yang mengorbit di luar Mars.

Mencari kehidupan

Para astronom kini telah menemukan lebih dari 500 eksoplanet.  Kebanyakan darinya adalah planet raksasa, karena sejauh ini planet-planet ini adalah yang terbesar yang bisa dideteksi.

Kepler yang diluncurkan pada Maret 2009 berjarak 150.000 bintang dalam konstelasi Cygnus dan Lyrae.

Misi Kepler ini adalah untuk mencari planet-planet yang ukuran dan komposisinya seperti Bumi, dalam apa yang disebut zona yang bisa ditinggali kehidupan, di mana cukup hangat untuk adanya air likuid, tapi tidak terlalu panas untuk ditinggali kehidupan.

"Kami telah menemukan lebih dari 1.200 calon planet yang sudah dikenal manusia sepanjang sejarah ini," kata William Borucki dari Pusat Riset Ames dalam jumpa wartawan.

"Kini, ini adalah calon-calon (planet yang bisa ditinggali kehidupan), namun kebanyakan dari mereka, saya jamin, bisa dikonfirmasikan sebagai planet-planet (jelas) dalam beberapa bulan dan tahun ke depan."

Tak ada satu pun teleskop yang cukup kuat yang secara langsung memvisualisasikan sebuah planet yang mengorbit satu bintang. Oleh karena itu, para ilmuwan menggunakan pola-pola tidak langsung untuk menemukannya.

Kepler menaksir cahaya yang datang dari sebuah bintang.  Sebuah planet yang lewat di depan bintang yang diorbitinya akan meredupkan cahaya ini seketika. Para ilmuwan lalu memngkomputasi ukuran dan berapa cepat planet itu mengorbit.

Dari penemuan terakhir, kelipan cahaya menunjukkan sebuah sistem yang setidaknya terdiri dari enam planet yang memutari bintangnya.

Salah satu planet itu mengorbit lebih jauh keluar dibandingkan lima planet lainnya, namun semua planet itu tampak menyerupai gas dan mengorbit bidang sirkuler yang sangat datar. (*)



Ada satu planet lain dalam sistem tata surya?


Ada satu planet lain dalam sistem tata surya?

NASA
Sistem tata surya kita diduga memiliki satu planet gas lagi. Hal ini diungkapkan oleh David Nesvorny dari Colorado Southwest Research Institute.

Menurutnya, tata surya sekarang tidak mungkin tercipta tanpa ada satu planet lagi, karena planet yang lain akan bertabrakan saat proses pembentukan. "Tanpa ada satu planet gas itu, planet yang lain akan tarik-menarik dan mengakibatkannya keluar dari orbit, bahkan bertabrakan," jelas David.

David mengadakan simulasi secara sederhana dengan mencoba berbagai orbit yang memungkinkan. Masalahnya berawal dari asumsi di mana planet gas yang ada, seperti Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus sangatlah besar, sehingga secara otomatis mereka akan merobek satu sama lain saat terjadi pembentukan. Menurut David, sistem tata surya sekarang memiliki probabilitas yang amat kecil untuk bisa tercipta.

Setelah David menambahkan planet gas kelima dalam simulasinya, ada keanehan yang muncul di dalam tata surya kita. "Keanehan ini tentu menunjukkan bahwa tata surya tidak begini, bisa saja teori saya salah. Akan tetapi, jika simulasi komputer mengatakan hal yang berbeda, maka ada kemungkinan," papar David. David berpendapat bahwa planet gas ini merupakan es raksasa dengan massa dan komposisi yang sama dengan Neptunus serta Uranus.

Penemuan terbaru lainnya mendukung teori ini, namun planet tersebut telah keluar dari tata surya karena tolakan gravitasi yang kuat. Dengan begitu, diperkirakan planet tambahan ini berada di Galaksi Bima Sakti dengan perjalanannya yang panjang.


Penemuan Sistem Tata Surya Terbesar Baru ???

Ditemukan sebuah sistem tata surya baru, penemuan ini merupakan penemuan yang luar biasa, dan sekaligus menunjukan fakta bahwa kita memasuki era baru dalam penelitian exoplanet.


Image and video hosting by TinyPic

Sebuah sistem tata surya yang terdiri dari satu bintang dan tujuh planet terdeteksi berjarak 127 tahun cahaya dari bumi. Diperkirakan, tata surya ini terbesar di alam semesta, dan melebihi matahari.

Seperti dilansir Dailymail Rabu, 25 Agustus 2010 lalu, para astronom telah mempelajari sistem ini selama enam tahun dengan menggunakan instrumen penemu planet yang disebut HARPS spectrograph di La Silla, Chile.

“Ini merupakan penemuan luar biasa. Ini pun menunjukkan fakta bahwa kita memasuki era baru dalam penelitian exoplanet (planet di luar sistim tata turya): studi kompleks mengenai sestem planet,” kata Christophe Lovis yang memimpin ilmuwan European Southern Observatory (ESO).

Dia menjelaskan bahwa studi pergerakan sistem planet ini mengungkap kompleksitas interaksi dari gravitasi antar planet. Temuan ini, kata dia, memberikan pencerahan bagi ilmuwan terkait evolusi jangka panjang sistem planet-planet ini.

Pakar astronomi telah mengkonfirmasi keberadaan lima planet di sistem tata surya yang baru ditemukan ini dan sedang meraba-raba dua lainnya karena belum terjangkau. Jarak induk bintang tata surya ini mengikuti pola umum sebuah tata surya seperti matahari. Bintang induknya dinamai HD 10180, berada di bagian selatan kumpulan bintang Hydrus, dan berjarak 127 tahun cahaya.

Lima planet dalam tata surya ini mengorbit dari enam sampai 600 hari. Jarak planet-planet dari HD 10180 bervariasi mulai 0,06 sampai 1,4 kali jarak bumi-matahari. Sementara massanya berkisar antara 13 sampai 25 kali bumi.

Dr. Lovis menambahkan para ilmuwan memiliki alasan cukup kuat untuk menyatakan bahwa dua planet lainnya memang ada. “Satu akan seperti Saturnus (dengan massa minimal 65 kali massa Bumi) dan mengorbit dalam 2.200 hari. Satu lagi, akan lebih kecil, sekitar 1,4 kali massa Bumi,” jelasnya.

Planet ini, kata dia, mungkin seperti bumi yang dipenuhi bebatuan. Namun, ilmuwan ragu di planet ini ada kehidupan, karena terlalu dekat dengan bintang induk sehingga sangat panas.

0 komentar:

Ingat Waktu

Terjemahkan

English French German Spain Italian

Russian Brazil Japanese Korean Arabic

About Me

Foto Saya
astronomi
i am simple person :)
Lihat profil lengkapku

Your IP

Counter

free counters

Feeds